Tuesday 10 March 2015

Corporate Social Responsibility

Perkembangan CSR
Dalam perkembangan negara industri, terjadi pengelompokkan negara-negara terutama dalam golongan yang dikenal sebagai negara penghasil bahan mentah dan negara pengolah bahan mentah atau yang sering disebut negara berkembang dan negara maju.

Dalam kategori pengolahan sumber daya, banyak pemanfaatan yang lebih menguntungkan negara-negara pengolah sumber daya alam. Banyaknya pengrusakan lingkungan hampir tidak sebanding dengan perolehan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.

Usaha untuk meningkatkan kesejahteraan hidup melalui pengolahan sumber daya yang ditandai dengan peningkatan ekonomi dan pendapatan ternyata tidak berjalan seiring dengan keadaan sumber daya lingkungan yang semakin parah, sehingga lebih lanjut memunculkan ketidak mampuan dalam peningkatan taraf hidup dan pemeliharaan lingkungan.

Dari peristiwa diatas menggagas para pemimpin dunia untuk mengadakan pertemuan di Rio de Janeiro dalam memunculkan sebuah gagasan yang menyatakan tentang ide keberlanjutan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

Akan tetapi perkembangan dua konsep yakni keberlanjutan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan belum cukup untuk meningkatkan kesejahteraan negara-negara yang sumber daya alam nya dieksplorasi. Hal ini berkaitan dengan adanya perbedaan pengukuran mengenai tingkatan kesejahteraan didalam negara-negara tersebut.

Dalam konferesi di Yohannesburg melahirkan sebuah konsep baru yaitu konsep social sustainability (keberlanjutan sosial) yang menambahkan konsep sebelumnya economic dan environment sustainability. Yang mana ketiga aspek ini merupakan patokan untuk penerapan corporate social responsibility.

Beberapa pengertian tentang Corporate social responsibility:
1. Sankat, Clement K, 2002
    Corporate social responsibility dapat dipahami sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi kebersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluiarganya, komunitas lokal dan komunitas secara lebih luas.

2. The World Business Council for Sustainable Development
    Corporate social responsibility merupakan komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas-komunitas setempat (lokal) dan komunitas secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.

3. Bambang Rudito, Melia Famiola. 2007
    Corporate social responsibility secara umum merupakan peningkatan kualitas kehidupan yang mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota komunitas untuk menghadapi keadaan sosial yang ada dan dapat menikmati serta memanfaatkan lingkungan hidup termasuk perubahan-perubahan yang ada sekaligus memelihara.

Pandangan Milton Friedman Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Milton Friedman merupakan seorang profesor dari Universitas Chicago dan pemenang nobel ekonomi pada tahun 1976. Pada tahun 1962 dalam bukunya Capitalism and Freedom, dia merumuskan pandangannya mengenai tanggung jawab sosial perusahaan.

Akan tetapi yang menjadi kajian utama tentang tulisannya adalah yang dimuat dalam New York Times Magazine, 13 september 1970 yang berjudul, The social responsibility of business is to increase its profit. Dimana maksud dari judul diatas yaitu satu-satunya tanggung jawab sosial perusahaan adalah untuk meningkatkan keuntungan sebesar mungkin.

Disini dirumuskan bahwa seorang manajer hanya mempunyai tugas untuk mencari keuntungan semaksimal mungkin. Hal ini disebabkan karena, manajer merupakan orang yang bertanggung jawab dengan para pemegang saham, sehingga tujuan dari seorang manajer hanya bertanggung jawab secara sosial untuk mensejahterakan para pemegang saham.

Pandangan Milton Friedman Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Friedman menyimpulkan bahwa doktrin tanggung jawab sosial dari bisnis merusak sistem ekonomi pasar bebas. Dan dalam bukunya Capitalism and Freedom menyatakan bahwa dalam masyarakat bebas terdapat hanya satu tanggung jawab sosial untuk bisnis yakni memanfaatkan sumber dayanya dan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan keuntungannya, selama hal tersebut dibatasi aturan-aturan tertentu dan kompetisi terbuka, bebas tanpa penipuan atau kecurangan.

Teori stakeholders merupakan kritik yang tepat atas pandangan Friedman.
Beberapa pandangan Friedman terhadap situasi tanggung jawab sosial perusahaan.
1. Perusahaan tidak perlu menurunkan harga produk atau membatalkan kenaikan harga produk demi mencegah terjadinya inflasi, atau dalam menerima tenaga kerja baru perusahaan tidak perlu memprioritaskan tenaga kerja yang sudah lama menganggur.
    Pendapat ini tentu masih bisa kita pahami, dimana untuk masalah inflasi dan pengangguran bukan merupakan tanggung jawab perusahaan secara tidak langsung.

2. Dalam lingkungan hidup, Friedman mengatakan bahwa perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya lebih banyak dalam mengurangi polusi daripada apa yang perlu demi kepentingan perusahaan dan apa yang dituntut oleh hukum demi terwujudnya tujuan sosial, yakni memperbaiki lingkungan hidup. Hal ini lebih sulit untuk diterima, karena lingkungan hidup merupakan unsur yang sangat penting dalam tanggung jawab sosial perusahaan.

Kategori Konteks Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

1. Public relations
   
    Usaha untuk menanamkan persepsi positif kepada komunitas tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Biasanya berbentuk kampanye yang tidak terikat sama sekali dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

    Misalnya dalam membuat kegiatan sosial, disini image perusahaan bisa dipersepsikan berbeda olhe anggota komunitas. Dimana beberapa komunitas mungkin tidak tahu perusahaan tersebut menghasilkan produk apa tetapi dia tahu kegiatan sosial apa saja yang sering diadakan oleh perusahaan tersebut. Atau sebaliknya perusahaan tahu dengan produk yang dihasilkan dan anggota komunitas tahu bahwa perusahaan tersebut selalu menyisihkan keuntungan perusahaan untuk kegiatan sosial.

2. Strategi defensif
   
    Biasanya perusahaan melakukan kegiatan sosial dalam hal ini adalah untuk membersihkan nama baik yang sudah tercemar atau munculnya anggapan komunitas tentang bagaimana kegiatan perusahaan mereka yang melanggar norma-norma sosial.
   
    Hal ini dilakukan dengan pembiayaan yang besar dan juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membersihkan tanggapan masyarakat terhadap perusahaan mereka.

3. Keinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik yang benar-benar berasal dari visi perusahaan itu
   
    Melakukan program untuk kebutuhan komunitas atau komunitas sekitar perusahaa  atau kegiatan perusahaan yang berbeda dari hasil dari perusahaan itu sendiri.
   
    Kegiatan perusahaan dalam konteks ini adalah sama sekali tidak mengambil suatu keuntungan secara materil tetapi berusaha untuk menanamkan kesan baik terhadap komunitas yang berkaitan dengan perusahaan.

    Kegiatan ini selalu berhubungan dengan corporate culture yang ada didalam perusahaan.

Community Development

Community development adalah kegiatan pembangunan komunitas yang dilakukan secara sitematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses komunitas guba mencapai kondisi sosial ekonomi dan kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya (Budimanta, 2002)

Community development secara hakekat merupakan suatu proses adaptasi sosial budaya yang dilakukan oleh industri, pemerintah pusat dan daerah terhadap kehidupan komunitas lokal (Rudito, 2003)

Secara umum ruang lingkup program-program community development dapat dibagi berdasarkan tiga kategori secara bersamaan.
Community relation
    yaitu kegiatan yang menyangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada pihak terkait. Misalnya banyaknya kegiatan pihak perusahaan dengan anggota komunitas lokal bertukar pikiran dalam suatu hal, atau membangun pertemuan-pertemuan yang kerap dilakukan, dimana program ini lebih cenderung mengarah kepada charity.

   Community services
     yaitu pelayanan perusahaan untuk memenuhi kepentingan komunitas atau kepentingan umum. Ini ditunjukkan dengan adanya pembangunan secara fisik sektor-sektor kesehatan, keagamaan, pendidikan, transportasi dan sebagainya.
   
    Perusahaan dalam hal ini bertindak sebagai fasilitator untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang ada di komunitas, analisa dilakukan oleh perusahaan untuk menyediakan fasilitas-fasilitas bagi komunitas lokal mengenai apa saja yang dibutuhkan.

Community empowering
    yaitu program yang berkaitan dengan memberikan akses yang lebih luas kepada komunitas untuk menunjang kemandiriannya, seperti pembentukan koperasi, usaha industri kecil lainnya. Kegiatan ini sifatnya jauh lebih mendalam dibandingkan community services, dimana dalam kategori ini perusahaan berusaha untuk mencapai sasaran agar suatu komunitas dapat mandiri. Akan tetapi tahapan ini dapat dicapai melalui dua tahapan sebelumnya yang telah dilaksanakan.

Pengambilan Keputusan Etis Dalam Perusahaan

Pengambilan Keputusan
Secara umum pengambilan keputusan adalah upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih alternatif solusi yang ada
Sebagai ilmu, pengambilan keputusan merupakan suatu aktivitas yang memiliki metode, cara, dan pendekatan tertentu secara sistematis, teratur dan terarah.

Ada dua jenis atau tipe pengambilan keputusan:
> Programmed Decision
    Prosedur khusus yang dikembangkan untuk menangani masalah yang rutin dan berulang-ulang.
> Nonprogrammed Decision
    Keputusan yang bersifat baru dan tdk terstruktur, diperlukan pada situasi permasalahan yang unik dan komplek.


Perbedaan Tipe Pengambilan Keputusan




Ada dua hal yang membuat sebuah keputusan berkualitas:
> Kontribusi terhadap peningkatan nilai organisasi dan individual- KONSEKUENSI
> Akurasi antara prediksi dan realisasi - GAP

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan:
- Penetapan goal dan objective serta pengukuran hasil.
- Penetapan goal dan objective akan   mengarahkan pada hasil mana yang sudah dicapai dan - pengukuran mana yang menunjukkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan.
- Penetapan goal dan objective membutuhkan komunikasi antara manajer dengan bawahan.

2. Pengidentifikasian masalah
Adanya masalah menunjukkan adanya gap antara goal dan objective organisasi dengan kinerja aktual.

Faktor yang menggangu identifikasi masalah:
- Persepsi terhadap masalah
- Penetapan masalah dalam lingkup solusi
- Identifikasi gejala sebagai masalah

3. Pengembangan alternatif
Alternatif (Potensi Solusi) harus dikembangkan (lingkungan internal & eksternal) dan konsekuensi/akibat yang mungkin timbul dari setiap alternatif.

Beberapa hal yang mempengaruhi prilaku terhadap pengambilan keputusan individu salah satunya adalah tindakan etis.

Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan etis yaitu:
Gender
Dalam proses pengambilan keputusan peranan gender mempengaruhi hasil keputusan yang diambil. Secara etis, pembedaan terhadap gender dalam pengambilan keputusan tidak dibenarkan.

2.   Filosofi
Pola fikir seseorang juga turut mempengaruhi hasil keputusan  seseorang. Pertimbangan-pertimbangan masa lalu dan pengkajian kembali masalah yang dihadapi yang bersumber dari hasil pemikiran masa lalu harus diperhatikan

Edukasi
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi kualitas pengambilan keputusan yang diambil oleh individu.

Pengalaman
Dalam menghadapi sebuah permasalahan, seseorang individu dituntut untuk mencari sebuah solusi. Faktor pengalaman dapat menjadi sebuah kelebihan bagi individu tersebut. Permasalahan yang pernah dihadapi di masa lalu bisa menjadi kunci tersendiri dalam mencari sebuah solusi terhadap permasalahan yang dihadapi saat ini.

Umur
Faktor usia memiliki keunggulan tersendiri dalam hal pengambilan keputusan, terkadang perbedaan usia dapat menghasilkan perbedaan kebijakan.

Kode etik
Didalam perusahaan, perlu diperhatikan aturan-aturan yang sudah berjalan. Hal ini berguna agar keputusan yang dihasilkan tidak bertentangan dengan peraturan perusahaan.

Reward dan sanksi
Perlu diperhatikan bahwa dalam setiap keputusan akan menghasilkan sebuah output bagi permasalahan yang sedang terjadi. Apabila dalam sebuah keputusan menghasilkan output yang baik, maka akan mendapatkan penghargaan tertentu begitu pula sebaliknya.

Individual vs Group Decision Making
Jika dilihat dari hasil dan proses pengambilan keputusan :
Waktu lama
Lebih baik, terlebih pada latarbelakang masalah yang bervariasi
Pengaruh buruk dari faktor perilaku, yaitu Dominasi personalitas, Superior atas status, Superior atas keahlian.

Tabel kemungkinan hubungan kualitas keputusan dengan metoda: